Tuesday 14 May 2013

Aliran Rekonstruksionisme


I.          PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu proses pemindahan ilmu dari satu generasi ke generasi selanjutnya dalam rangka pelestarian kebudayaan. Oleh karena itu sebuah pendidikan harus selalu dinamis dalam mencapai tujuannya. Seiring dengan itu, maka dalam menerapkan suatu sistem dalam pendidikan harus selalu sejalan dengan dinamika manusia dan masyarakatnya. Sejak dahulu sampai sekarang sering kita rasakan perkembangan dari pendidikan dengan adanya perubahan kurikulum yang dilaksanakan dalam sebuah sekolah.
Dalam filsafat terdapat berbagai aliran,  seperti aliran Rekonstruksionisme. Karena filsafat pendidikan merupakan terapan dari filsafat, sedangkan filsafat memiliki berbagai macam aliran, maka dalam filsafat pendidikan akan kita temukan juga berbagai macam aliran. Adapun aliran Rekontruksionisme dalam filsafat pendidikan akan kita bahas pada makalah ini.

II.       PERMASALAHAN

Sejarah mencatat bahwa dalam pertumbuhan dan perkembangan filsafat terdapat berbagai macam perbedaan yang jelas dari masing – masing tokoh filsafat.Begitu pula halnya dengan filsafat pendidikan, bahwa dalam sejarahnya telah melahirkan berbagai pandangan atau aliran. Dimana sebuah pemikiran manusia tidak akan pernah final ketika memikirkan sesuatu yang masih mungkin bisa dipikirkan. Oleh sebab itu, dunia filsafat pendidikan pun mempunyai berbagai pandangan ataupun aliran yang berbeda.
Dalam hal ini, ada masalah – masalah dalam aliran Rekontruksionisme, yaitu bagaimana latar belakang munculnya aliran Rekontruksionisme, pandangan aliran Rekontruksionisme tentang pendidikan, pandangan aliran Rekontruksionisme tentang belajar.

III.    PEMBAHASAN MASALAH
a.      Latar belakang
Kehadiran aliran Rekontruksionisme ini dalam pendidikan didorong oleh adanya suatu tuntutan yang menghendaki agar sekolah berperan mengambil bagian dalam membangun masyarakat masa depan. Hal ini dikarenakan masyarakat mengalami kebimbangan, ketakutan dan kebingungan dalam menghadapi perkembangan zaman. Rekontruksionisme ini berusaha membina suatu konsensus yang paling luas dan paling mungkin tentang tujuan utama dan tertinggi dalam kehidupan manusia.
Rekontruksionisme ini untuk pertama kali dikemukakan oleh Brameld dan Brubacher yang mengkaji tentang ide pokok Rekonstruksionisme. Tokoh lain yang mempelopori aliran Rekonstruksionisme diantaranya adalah Georgie S. Count (Rekontruksionisme Sosial), ia memberi kritikan yang menghendaki agar sekolah mengambil bagian dalam membangun masyarakat Amerika. John Dewey (Rekontruksionisme radikal atau individual), yang memandang pendidikan sebagai Rekontruksi pengalaman – pengalaman yang berlangsung terus dalam hidup.[1]
b.      Pandangan Aliran Rekontruksionisme tentang Pendidikan
Aliran rekonstruksionisme berkeyakinan bahwa tugas penyelamatan dunia merupakan tugas semua umat manusia atau bangsa. Karenanya pembinaan kembali daya inetelektual dan spiritual yang sehat akan membina kembali manusia melalui pendidikan yang tepat atas nilai dan norma yang benar pula demi generasi sekarang dan generasi yang akan datang, sehingga terbentuk dunia baru dalam pengawasan umat manusia.[2] Rekontruksionisme berusaha mencari kesepakatan semua orang tentang tujuan utama yang dapat mengatur tata kehidupan manusia dalam suatu tata susunan baru seluruh lingkungannya. Dengan perkataan lain, Rekontruksionisme ingin merombak tata susunan lama, dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang sama sekali baru, melalui lembaga dan proses pendidikan.[3]
Namun kontribusi pemikiran aliran ini bukan untuk menghapus sekolah tetapi untuk melonggarkan pelembagaan pengalaman pendidikan di sekolah, agar siswa mampu mentransformasi kultur yang ada.[4]
Pandangan aliran Rekontruksonisme tentang pendidikan ini dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu:
v  Teori pendidikan aliran Rekontruksonisme
Menurut aliran Rekontruksonisme teori pendidikan didasarkan kepada hal – hal sebagai berikut:
1.         Tujuan Pendidikan
a)      Sekolah – sekolah Rekontruksonisme berfungsi sebagai lembaga utama untuk melakukan perubahan sosial, ekonomi, dan politik dalam masyarkat.
b)      Tugas sekolah – sekolah Rekontruksonisme adalah mengembangkan “insinyur – insinyur” sosial, warga negara yang mempunyai tujuan mengubah secara radikal wajah masyarakat masa kini.
c)      Tujuan pendidikan Rekontruksonisme adalah membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang masalah sosial, ekonomi, dan politik yang dihadapi umat manusia dalam skala global, dan mengajarkan kepada mereka keterampilan – keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut.
2.         Metode Pendidikan
Analisis kritis terhadap kerusakan – kerusakan masyarakat dan kebutuhan – kebutuhan pragmatik untuk perbaikan. Dengan demikian menggunakan metode pemecahan masalah, analisis kebutuhan, dan penyusunan program aksi perbaikan masyarakat.
3.         Kurikulum
Kurikulum berisi mata pelajaran yang berorientasi pada kebutuhan – kebutuhan masyarakat masa depan. Kurikulum banyak berisi masalah – masalah sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi umat manusia, yang termasuk di dalamnya masalah – masalah pribadi para peserta didik sendiri, dan program – program perbaikan yang ditentukan secara ilmiah untuk aksi kolektif. Struktur organisasi kurikulum terbentuk dari cabang – cabang ilmu sosial dan proses – proses penyelidikan ilmiah sebagai metode pemecahan masalah.

c.       Pandangan Aliran Rekontruksionisme tentang Belajar
Pandangan aliran ini terhadap belajar juga dapat dilihat dari beberapa aspek pendidikan, yaitu:
1.         Pelajar
Siswa hendaknya dipandang sebagai bunga yang sedang mekar yang mengandung arti bahwa siswa adalah generasi muda yang sedang tumbuh menjadi manusia pembangunan masyarakat masa depan, dan perlu berlatih keras untuk menjadi insinyur – insinyur sosial yang diperlukan untuk membangun masyarakat masa depan.
2.         Pengajar
a)      Direktur proyek
Direktur proyek ialah guru yang tugasnya membantu para siswa mengenali masalah – masalah yang dihadapi umat manusia sehingga para siswa merasa terikat untuk memecahkannya, dan menjamin bahwa mereka memiliki keterampilan – keteterampilan yang diperlukan untuk memecahkan masalah – masalah tersebut.

b)      Pemimpin penelitian
Pemimpin penelitian ialah guru yang tugasnya harus menumbuhkan dalam membantu peserta didik menghadapi kontroversi dan perubahan, guru harus menumbuhkan berpikir yang berbeda – beda sebagai suatu cara untuk menciptakan alternatif pemecahan – pemecahan masalah yang menjanjikan keberhasilan dan harus mampu mengorganisasikan dengan baik berbagai macam kegiatan belajar serempak.
3.         Pengajaran
Pengajaran dilaksanakan di daerah – daerah yang tergolong belu maju dan tingkat ekonominya juga belum tinggi. Pelaksanaan pengajaran ini diarahkan untuk meningkatkan kondisi kehidupan sesuai dengan potensi masyarakat. Sekolah berusaha memberikan penerangan dan melatih kemampuan untuk melihat dan mengatasi hambatan serta memecahkannya.
4.         Belajar
Siswa hendaknya belajar dengan tekun dalam menghadapi perkembangan zaman dan kemajuan teknologi agar tujuan dari pendidikan dapat terlaksana.[5]

IV.    ANALISIS
Dari penjelasan di atas, dapat diambil analisis bahwa aliran Rekontruksonisme ingin mengajak para pengikutnya untuk mengadakan suatu perubahan yang baru untuk membangun masyarakat masa depan. Agar tata kehidupan manusia menjadi lebih baik. Sehingga diharapkan akan terwujud suatu kesadaran dalam pembaharuan.

V.       KESIMPULAN
Munculnya aliran Rekontruksonisme ini didorong oleh adanya suatu tuntutan yang menghendaki agar sekolah berperan mengambil bagian dalam membangun masyarakat masa depan. Rekontruksonisme adalah suatu aliran dalam filsafat pendidikan yang berusaha mencari kesepakatan tentang tujuan utama yang dapat mengatur tata kehidupan manusia dalam tata susunan baru seluruh lingkungannya, dengan kata lain Rekontruksonisme ingin merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang sama sekali baru melalui lembaga dan proses pendidikan.

VI.    PENUTUP
Demikian makalah aliran Rekontruksonisme ini kami buat, semoga isi dalam kandungan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Apabila ada kekurangan dalam makalah aliran Rekontruksonisme ini, itu merupakan suatu kekhilafan dari kami.





DAFTAR PUSTAKA



Alwasilah, Chaedar. 2008. Filsafat Bahasa dan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Khobir, Abdul. 2007. Filsafat Pendidikan Islam. Pekalongan: STAIN Pekalongan Press
Syam, Mohammad Nor. 1988. Filsafat Kependidikan dan Dasar Filsfat Kependidikan Pancasila. Surabaya: Usaha Nasional








[1] Abdul Khobir, Filsafat Pendidikan Islam, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2007), hal. 70-71.
[2] http://mahfudz30.wordpress.com/2009/10/16/aliran-rekrontuksionisme/
[3]  Mohammad Nor Syam, Filsafat Kependidikan dan Dasar Filsfat Kependidikan Pancasila, (Surabaya: Usaha Nasional, 1988), hal. 341.
[4] Chaedar Alwasilah, Filsafat Bahasa dan Pendidikan, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 108.
[5] Abdul Khobir, Filsafat Pendidikan Islam, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2007), hal. 78-80.

0 komentar:

Post a Comment