I.
Pendahuluan
Masyarakat
terbentuk dari individu-individu. Individu yang terdiri dari berbagai latar
belakang tentu akan membentuk suatu masyarakat heterogen yang terdiri dari
kelompok-kelompok sosial. Dengan terjadinya kelompok sosial ini maka
terbentuklah suatu pelapisan masyarakat atau masyarakat berstrata.
Masyarakat
merupakan suatu kesatuan yang didasarkan
ikatan-ikatan yang sudah teratur dan boleh dikatakan stabil. Sehubungan
dengan ini, maka dengan sendirinya masyarakat merupakan kesatuan yang dalam
pembentukannya mempunyai gejala yang sama. Manusia dipengaruhi oleh masyarakat
demi pembentukan pribadinya. Dan individu mempengaruhi masyarakat dan bahkan
bisa menyebabkan perubahan besar masyarakatnya. Untuk itu marilah kita pelajari
apa yang dimaksud dengan stratifikasi sosial atau pelapisan sosial.
II.
Pembahasan
A.
Pengertian Pendidikan dan Stratifikasi Sosial
Istilah
stratifikasi atau stratification berasal
dari kata strata atau stratum yang berarti lapisan. Karena itu
social stratification sering
diterjemahkan dengan pelapisan masyarakat. Sejumlah individu yang mempunyai
kedudukan yang sama menurut ukuran masyarakatnya, dikatakan berada dalam suatu
lapisan atau stratum.
Pitirin A.
Sorokin memberikan definisi pelapisan masyarakat adalah perbedaan penduduk atau
masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat.[1]
Pendidikan adalah
suatu proses sosial yang terjadi pada orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan
yang terpilih dan terkontrol sehingga mereka dapat memperoleh perkembangan
kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimal. Menurut UU No. 20 tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional. Pendidikan adalah usaha dasar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.[2]
B.
Terjadinya Pelapisan Sosial
1.
Terjadi
dengan sendirinya
Proses ini
berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang
yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan
yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah
dengan sendirinya. Pengakuan-pengakuan terhadap kekuasaan dan wewenang tumbuh
dengan sendirinya.
2.
Terjadi
dengan sengaja
Sistem pelapisan
yang disusun dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Di dalam
sistem pelapisan ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya wewenang dan
kekusaan yang diberikan kepada seseorang. Dengan adanya pembagian yang jelas
dalam hal wewenang dan kekuasaan ini maka di dalam organisasi itu terdapat
keteraturan sehingga jelas, bagi setiap orang di tempat mana letaknya kekuasaan
dan wewenang yang dimiliki dan dalam suatu organisasi baik secara vertikal
maupun secara horisontal.
C.
Beberapa Metode Menentukan Stratifikasi Sosial
1.
Metode
objektif
Berdasarkan metode
ini stratifikasi sosial ditentukan dengan menggunakan penilain objektif antara
lain terhadap jumlah pendapatan, lama, tinggi pendidikan dan jenis pekerjaan.
Pada dasarnya
kelas sosial merupakan suatu cara hidup diperlukan banyak sekali uang untuk
dapat hidup menurut cara hidup orang berkelas atas. Meskipun demikian jumlah
uang sebanyak apapun tidak menjamin segera mendpatkan status sosial kelas atas.
Jadi, bisa saja orang-orang kaya bru walau mereka bisa membeli mobil mewah dan
membangun rumah besar tidak serta merta dianggap sebagai lapisan atas jika
tidak mampu menyesuaikan diri secara mendalam terhadap gaya hidup orang kaya
lama.[3]
2.
Metode
subjektif
Dalam metode ini
golongan sosial dirumuskan menurut pandangan anggota masyarakat memiliki
dirinya dalam kedudukan masyarakat itu kebanyakan ahli sosiologi berpendangan
bahwa kelas sosial adalah suatu kenyataan meskipun semua orang tidak mnyedari
itu. Identitas diri atas kelas sosial memberikan beberapa pengaruh terhadap
perilaku soial terlepas apakah itu benar-benar merupakan anggota kelas itu atau
bukan.
3.
Metode
reputasi
Dalam metode itu
golongan sosial dirumuskan menurut bagaimana anggota masyarakat menempatkan
masing-masing dalam stratifikasi masyarakat itu. Orang diberi kesempatan untuk
memilih golongan-golongan masyarakat yang telah teridentifikasi dalam suatu
masyarakat.
D.
Fungsi Stratifiasi Sosial
Kinsley Davis dan
Wilbert Moor menunjukkan beberapa tinggi stratifikasi sosial, sebagai berikut:
1.
Menjelaskan
tempat atau kedudukan dan fungsi seseorang
2.
Menunjukkan
pada siapa dan antara siapa interaksi sosial harus berlngsung.
3.
Menegaskan
prestasi dan imbalan prestasi bagi tiap stratifikasi sosial.
E.
Sifat Stratifikasi Sosial
Menurut Soejono
dilihat dari sifatnya sosial
dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.
Stratifikasi sosial tertutup
Adalah stratifikasi si mana anggota
setiap srata sulit mengadakan mobilitas vertikal walaupun ada mobilitas tetapi
sangat terbatas pada mobilitas horisontal saja.
2.
Stratifikasi
sosial terbuka
Stratifikasi ini bersifat dinamis
karena mobilitas sangat besar, setiap anggota strata dapat melakukan mobilitas
sosial baik vertikal maupun horisontal.[4]
3.
Stratifikasi
sosial campuran
Menempatkan kombinasi stratifikasi
sosial tertutup dan terbuka.
F.
Tingkat Pendidikan dan Tingkat Golongan Sosial
Dalam berbagai
studi, tingkat pendidikan tertinggi yag diperoleh seseorang digunakan sebagai
indeks kedudukan sosialnya. Menurut penelitian terdapat korelias yang tinggi
antara kedudukan sosial seseorang dengan tingkat pendidikan yang telah
ditempuhnya. Walaupun tingkat sosial seseorang tidak dapat diramalkan sepenuhnya
berdasarkan pendidikannya, namun pendidikan tinggi bertalian erat dengan
kedudukan sosial yang tinggi. Ini tidak berarti bahwa pendidikan tinggi dengan
sendirinya menjamin kedudukan sosial yang tinggi.
G.
Golongan Sosial dan Jenis Pendidikan
Pendidikan menengah
pada dasarnya diadakan sebagai persiapan untuk pendidikan tinggi. Karena biaya
pendidikan tinggi pada umumnya mahal, tidak semua orang tua mampu membiayai
studi anaknya di situ. Pada umumnya anak dari keluarga berada akan memiliki
Sekolah Menengah Umum sebagai persiapan untuk studi di Universitas. Orang tua
yang kemampuan ekonominya terbatas akan cenderung mamilih sekolah kejuruan bagi
anaknya. Dari hal tersebut dapat diduga sekolah kejuruan akan lebih banyak
mempunyai murid dari golongan rendah dari pada golongan atas, sehingga muncul
pendapat bahwa Sekolah Menengah Umum mempunyai status yang lebih tinggi dari
pada sekolah kejuruan.
H.
Mobilitas Sosial
Dalam tiap
masyarakat modern terdapat perpindhana golongan (mobilitas sosial) yang cukup
banyak. Menurut Hadi Tono yang dimaksud mobilitas sosial adalah perpindahan
sseorang atau sekelompok orang dari kedudukan yang satu ke kedudukan yang lain.[5]
Menurut arah perpindahannya mobilitas
sosial dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1.
Mobilitas
horizontal, merupakan perpindahan dari kedudukan yang satu ke kedudukan yang
lain, tetapi sejajar.
2.
Mobilitas
vertikal, meliputi:
a.
Social
climbing
·
Dari
status yang rendah ke status yang tinggi di mana status yang lebih tinggi itu
telah ada sebelumnya.
·
Membentuk
kelompok atas (status) baru, karena status yang lebih atas belum ada.
b.
Social
slinking
·
Dari
kelompok yang tinggi turun ke kelompok yang rendah (demosi)
·
Derajat kelompoknya
menurun.
Secara garis
besar mobilitas seseorang dari kelompok yang rendah ke kelompok yang tinggi
dianggap baik karena membuktikan keberhasilan usaha seseorang. Namun di balik
semua itu sebenarnya terdapat pula efek negatif dari mobilitas sosial, antara
lain:
a.
Timbulnya
rasa kengkuhan, kesombongan
b.
Memperlemah
solidaritas kelompok, karena mereka golongan sosial akan menerima norma-norma
baru dari golongan yang dimasukinya dengan meninnggalkan norma-norma golongan
semula.
I.
Mobilitas Sosial Melalui Pendidikan
Pendidikan
dipandang sebagai jalan untuk mencapai kedudukan yang lebih baik di dalam
masyarakat. Makin tinggi pendidikan yang diperoleh makin besar harapan untuk
mencapai tujuan itu. Pada zaman dahulu keturunanlah yang menentukan status
sosial seseorang yang sukar ditembus karena sistem golongan yang ketat, namun
sekarang tanpa keturunan yang baikpun seseorang dapat melakukan mobilitas
sosial yang diantaranya adalah melalui pendidikan.
III.
Kesimpulan
Dari pembahasan di
atas dapat disimpulkan bahwa
stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam
kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat yang mana pelapisan sosial bisa
terjadi dengan sendirinya atau dengan sengaja.
Metode menentukan stratifikasi
sosial:
1.
Metode
objektif
2.
Metode
subjektif
3.
Metode
reputasi
Fungsi stratifikasi sosial:
1.
Menjelaskan
tempat atau kedudukan dan fungsi seseorang
2.
Menunjuk
pada siapa dan antara siapa interaksi sosial harus berkembang
3.
Menegaskan
prestasi dan imbalan prestasi bagi tiap stratifikasi sosial.
Sifat stratifikasi sosial:
1.
Stratifikasi
sosial tertutup
2.
Stratifikasi
sosial terbuka
3.
Stratifikasi
sosial campuran.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1997. Ilmu Sosial
Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Gunawan, Ary. 2000. Sosiologi
Pendidikan. Jakarta: PT. Rinneka Cipta.
yusuf,
Musfirotun. 2008. Manajemen Pendidikan
(Sebuah Pengantar). Pekalongan: STAIN Pers
0 komentar:
Post a Comment